Friday, 20 March 2015

Biografi Hasan Basri (Ulama Indonesia)

Biografi Hasan Basri (Ulama Indonesia)

biografi Hasan Basri
Hasan Basri
Hasan Basri (lahir di Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah, 10 Agustus 1920 – wafat di Jakarta, 8 Nopember 1998 terhadap usia 78 th) yaitu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada thn 1984-1990. Beliau yaitu seseorang da’i & sempat menjabat Imam Masjid Al-Azhar, Jakarta. Beliau pula yakni penggagas Bank Syariah di Indonesia. 

Riwayat 

Sejak mungil, Hasan Basri telah suka menuntut ilmu membaca Alquran, pun mempraktekkan ajaran & ibadah Islam. Kendati ayahnya, Muhammad Darun, telah wafat dunia disaat Hasan Basri berumur tiga th. Sang ibu, Siti Fatmah membesarkannya dgn dua saudaranya. Ia putra ke-2 dari tiga bersaudara. 

Pagi sampai siang, Hasan mungil menuntut ilmu di Sekolah Rakyat. Sore mencari ilmu di sekolah Diniyah Awaliyah Islamiyah (DAI). Di sekolah DAI, dirinya mencari ilmu membaca Alquran, posting & membaca tulisan Arab, juga mempraktekkan ajaran & ibadah Islam. Dirinya murid cerdas, senantiasa jadi yg paling baik. Maka beliau amat sangat disayang oleh gurunya yg mempunyai nama sama dgn kakeknya, Haji Abdullah. Sehingga, selagi dirinya duduk di kelas tiga, gurunya mempercayainya mengajar di kelas satu & dua. 

Lulus dari Sekolah Rakyat, Hasan Basri meninggalkan desa kelahirannya buat menyambung sekolah di Banjarmasin. Dia melanjut ke Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah di Banjarmasin (1935-1938). Waktu Buya Hamka berkunjung ke Banjarmasin. Ia amat mengagumi ulama Muhammadiyah itu, lebih-lebih sesudah melihatnya berceramah. Sejak itu, Hasan bercita-cita jadi ulama seperti Buya Hamka. 

Setamat MTs, dirinya melanjut ke Sekolah Zu'ama Muhammadiyah di Yogyakarta (1938-1941). Dirinya menyelesaikan pendidikannya bersama baik. Setelah tamat, beliau juga menikah di umur 21 thn bersama Nurhani. 

Kendati masihlah terbilang masihlah amat belia, beliau dengan sang istri, telah berpikir lebih dewasa dari usianya. Pasangan suami-isteri bujang ini mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Marabahan, Kalimantan Selatan. Mereka berdualah yg jadi gurunya. Tapi, 1944 madrasah itu ditutup dikarenakan situasi perang. Ia pernah mendirikan Persatuan Guru Agama Islam di Kalimantan Selatan. 

Tidak Cuma itu, Hasan Basri pula tidak jarang pidato & khutbah di masjid, juga ceramah di majlis taklim. Elemen ini membuatnya teramat dikenal luas di lingkungan masyarakatnya. Elemen ini serta yg mendorong Hasan Basri terjun ke gelanggang organisasi & pergerakan politik. Beliau serta aktif dalam partai Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yg diikrarkan yang merupakan satu-satunya partai politik Islam, ketika itu. Hasan Basri & keluarga hijrah ke Jakarta, disaat Negeri RI Serikat (RIS) terbentuk, & beliau terpilih jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat mewakili provinsinya. 

Tapi, th 1960 partai Masyumi dibubarkan pemerintah. Sehingga, dirinya juga sebagai anggota Pimpinan Pusat Partai Masyumi tak bisa lagi bergerak dalam politik. Gerak politik ulama & pemimpin Islam dipersempit, terutama sesudah DPR-RI hasil pemilu yg mula-mula th 1955 dibubarkan dgn Dekrit Presiden Sukarno. 

Juga Sebagai ulama & zu'ama (pemimpin Islam), ia merasa tak ada lagi organisasi politik yg pas menyalurkan pemikiran & pandangan politik yg diyakininya. Sehingga, dirinya memutuskan buat menekuni layanan dakwah. Serta-merta terjun ke tengah-tengah penduduk, mengawal moral & akidah umat. Beliau serta hasilnya terpilih sbg Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yg perdana, hingga ia wafat dunia & digantikan Prof KH Ali Yafie. 

Kala, menjabat Ketua Umum MUI, pemerintah lewat Menteri Keuangan mengeluarkan Pakto (Paket Oktober) 1988, yg mendorong berdirinya bank. Tidak Sedikit umat Islam yg tanya kepadanya berkaitan bunga bank yg oleh sebahagian kalangan dianggap haram. Selaku ketua umum MUI, beliau mendengar keluhan umat Islam tersebut. Beliau merespon bersama menggelar seminar “Bank Tidak Dengan Bunga” di Hotel Safari Cisarua Agustus 1991 dihadiri para pakar ekonomi, petinggi Bank Indonesia, menteri terkait, pula para ulama. Disaat itu ada tiga opini; ada yg menyebut bunga bank haram, bunga bank halal & ada serta yg berpendapat bunga bank syubhat. Dulu, seminar itu merekomendasikan biar KH Hasan Basri, selaku Ketua Umum MUI membawakan masalah itu ke Munas MUI yg diadakan akhir Agustus 1991. Munas MUI itu memutuskan supaya MUI membawa prakarsa mendirikan bank tidak dengan bunga. Buat itu, dibentuk grup kerja yg diketuai oleh Sekjen MUI diwaktu itu HS Prodjokusumo. Dilakukan lobi lewat BJ Habibie hingga hasilnya Presiden Soeharto menyetujui didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI). 

Resminya, BMI lahir tanggal 1 Nopember 1991. Kepada 3 November 1991, atas prakarsa Presiden Soeharto, dilakukan penghimpunan dana di Istana Bogor. Setelah Itu sesudah seluruhnya perangkatnya di lengkapi, BMI beroperasi 1 Mei 1992. 

Pendidikan 

Sekolah Rakyat. & Diniyah Awaliyah Islamiyah (DAI) Muara Teweh (1928-1935) 
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Banjarmasin (1935-1938) 
Sekolah Zu'ama Muhammadiyah Yogyakarta (1938-1941) 

Karir 

Pendiri Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Marabahan, Kalimantan Selatan (1941-1944) 
Pendiri Persatuan Guru Agama Islam di Kalimantan Selatan 
Anggota DPR-RI dari partai Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia), 1955 
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia 
Pendiri Bank Muamalat Indonesia (BMI), 1991. 


referensi:

Biografi Hasan Basri (Ulama Indonesia) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Muhammad rizal

1 komentar:

  1. INILAH ULAMA YG DULU MENGATAKAN BAHWA HABAIB KETURUNAN RASULULLAH ITU TIDAK ADA, SUDAH TERPUTUS

    ReplyDelete