Thursday, 19 March 2015

Biografi Muhammad Amien Rais (tokoh Indonesia)

Biografi Muhammad Amien Rais (tokoh Indonesia)

Biografi Muhammad Amien Rais (tokoh Indonesia)
Amin Rais

Muhammad Amien Rais (lahir di Solo, jateng, 26 April 1944; usia 70 th) merupakan politikus Indonesia yg sempat menjabat yang merupakan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat musim 1999 - 2004. Jabatan ini dipegangnya sejak beliau dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999 kepada bln Oktober 1999.

Namanya mulai sejak mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia terhadap saat-saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto juga sebagai salah seseorang yg kritis kepada kebijakan-kebijakan pemerintah. Sesudah partai-partai politik dihidupkan lagi terhadap musim pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Dia menjabat juga sebagai Ketua Umum PAN dari ketika PAN berdiri hingga th 2005. 

Satu Buah majalah sempat menjulukinya sbg King Maker. Julukan itu merujuk terhadap besar nya peran Amien Rais dalam memastikan jabatan presiden terhadap Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat th 1999 & Sidang Special th 2001. Padahal, perolehan nada partainya, PAN, tidak hingga 10% dalam pemilu 1999. 

Awal Karil 

Lahir di Solo terhadap 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga aktivis Muhammadiyah. Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang Surakarta. Musim menuntut ilmu Amien tidak sedikit dihabiskan diluar negara. Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Kampus Gadjah Mada, Yogyakarta terhadap 1968 & lulus Sarjana Belia Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1969), dirinya melanglang ke beraneka ragam negeri & baru kembali th 1984 bersama menggenggam gelar master (1974) dari Kampus Notre Dame, Indiana, & gelar doktor ilmu politik dari Kampus Chicago, Illinois, Amerika Serikat. 

Kembali ke tanah air, Amien kembali ke kampusnya, Kampus Gadjah Mada juga sebagai dosen. Dia bergiat juga dalam Muhammadiyah, ICMI, Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi, & sekian banyak organisasi lain. Terhadap zaman menjelang keruntuhan Orde Baru, Amien ialah cendekiawan yg berdiri paling depan. Tidak heran dia kerap dijuluki Lokomotif Reformasi. 

Terjun Ke Politik 

Hasilnya sesudah terlibat serta-merta dalam proses reformasi, Amien mencetak Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap 1998 dgn platform nasionalis terbuka. Waktu hasil pemilu 1999 tidak memuaskan bagi PAN, Amien masihlah bisa main menawan bersama sukses jadi ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat. 

Posisinya tersebut menciptakan peran Amien demikian akbar dalam perjalanan politik Indonesia waktu ini. Th 1999, Amien urung maju dalam pemilihan presiden. Thn 2004 ini, dia maju juga sebagai calon presiden namun kalah & cuma memperoleh kurang dari 15% nada nasional. 

Kepada 2006 Amien turut beri dukungan evaluasi kontrak karya pada PT. Freeport Indonesia. Sesudah berlangsung Histori Abepura, Kepala Tubuh Intelijen negeri(Badan Intelijen Negara) Syamsir Siregar dengan cara tak serentak menuding Amien Rais & LSM terlibat dibalik histori ini. Namun perihal ini selanjutnya dibantah kembali oleh Syamsir Siregar.[1] 

Terhadap Mei 2007, Amien Rais mengakui bahwa semasa kampanye pemilihan umum presiden terhadap th 2004, dia menerima dana non bujeter Departemen Kelautan & Perikanan dari Menteri Perikanan & Kelautan, Rokhmin Dahuri se gede Rupiah 200 juta. Dia sekaligus menuduh bahwa pasangan calon presiden & wakil presiden yang lain turut menerima dana dari departemen tersebut, termasuk juga pasangan Susilo Bambang Yudhoyono & Jusuf Kalla yg selanjutnya terpilih juga sebagai presiden & wakil presiden. 

Kehidupan Pribadi 

Amien Rais menikah dgn Kusnasriyati Sri Rahayu. Dari pernikahannya, Amien dikaruniai lima orang anak, ialah Ahmad Hanafi Rais, Hanum Salsabiela Rais, Ahmad Mumtaz Rais, Tasnim Fauzia, & Ahmad Baihaqi. 

Tanggal 8 Oktober 2011 Putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais menikah bersama Futri Zulya Safitri, anak dari Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan 

Biografi Muhammad Amien Rais (tokoh Indonesia) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Muhammad rizal

0 komentar:

Post a Comment