Saturday, 4 April 2015

Biografi R.A Kartini tokoh Perempuan Indonesia

Biografi R.A Kartini

Biografi R.A Kartini tokoh Perempuan Indonesia
R.A Kartini tokoh Perempuan Indonesia

Raden Ajeng Kartini lahir terhadap 21 April thn 1879 di kota Jepara, jateng. Dia anak salah satu orang bangsawan yg masihlah teramat tunduk terhadap rutinitas istiadat. Sesudah lulus dari Sekolah Basic dirinya tak diperbolehkan menyambung sekolah ke tingkat yg lebih tinggi oleh orangtuanya. Beliau dipingit sambil menunggu dikala utk dinikahkan. Kartini mungil amat sangat sedih bersama perihal tersebut, beliau mau menentang tetapi tidak berani dikarenakan takut dianggap anak durhaka. Buat menghilangkan kesedihannya, dia menyatukan buku-buku pelajaran & buku ilmu wawasan yang lain yg setelah itu dibacanya di taman rumah dgn ditemani Simbok (pembantunya). 

Hasilnya membaca jadi kegemarannya, tidak ada hri tidak dengan membaca. Seluruh buku, termasuk juga surat informasi dibacanya. Apabila ada kesusahan dalam mendalami buku-buku & surat berita yg dibacanya, beliau senantiasa menanyakan terhadap Bapaknya. Lewat buku inilah, Kartini tertarik kepada kemajuan berpikir perempuan Eropa (Belanda, yg dikala itu masihlah menjajah Indonesia). Timbul keinginannya utk memajukan perempuan Indonesia. Perempuan tak cuma didapur tapi pun mesti memiliki ilmu. Dirinya mengawali bersama menghimpun rekan-rekan wanitanya utk diajarkan catat posting & ilmu wawasan yang lain. Di Tengah kesibukannya dirinya tak berakhir membaca & pula posting surat dgn teman-temannya yg berada di negara Belanda. Tidak berapa lama dirinya posting surat terhadap Mr.J.H Abendanon. Beliau memohon diberikan beasiswa utk menuntut ilmu di negara Belanda. 

Beasiswa yg didapatkannya tak pernah diperlukan Kartini lantaran dirinya dinikahkan oleh orang tuanya bersama Raden Adipati Joyodiningrat. Sesudah menikah dirinya ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti kemauan Kartini & Kartini dikasih kebebasan & didukung mendirikan sekolah perempuan di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kab Rembang, atau di satu buah bangunan yg sekarang ini diperlukan juga sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tak menciptakan Kartini jadi angkuh, beliau masihlah santun, menghormati keluarga & siapa saja, tak membedakan antara yg miskin & tajir. 

Anak perdana & sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir kepada tanggal 13 September 1904. Sekian Banyak hri selanjutnya, 17 September 1904, Kartini wafat kepada umur 25 th. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, selanjutnya didirikan Sekolah Perempuan oleh Yayasan Kartini di Semarang terhadap 1912, & seterusnya di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon & daerah yang lain. Nama sekolah tersebut merupakan "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seseorang tokoh Politik Etis. Sesudah Kartini meninggal, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan & membukukan surat-surat yg sempat dikirimkan R.A Kartini terhadap para teman-temannya di Eropa. Buku itu dikasih judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yg artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”. 

kini semoga di Indonesia dapat terlahir kembali Kartini-kartini lain yg ingin berjuang demi keperluan orang tidak sedikit. Di zaman Kartini, akhir abad 19 hingga awal abad 20, wanita-wanita negara ini belum mendapatkan kebebasan dalam bermacam macam elemen. Mereka belum diijinkan buat mendapati pendidikan yg tinggi seperti cowok bahkan belum diijinkan tentukan jodoh/suami sendiri, & lain sebagainya. 

Kartini yg merasa tak bebas memastikan pilihan bahkan merasa tak memiliki pilihan sama sekali dikarenakan dilahirkan sbg satu orang perempuan, pun senantiasa diperlakukan beda dgn saudara ataupun teman-temannya yg cowok, pula perasaan iri dgn kebebasan wanita-wanita Belanda, hasilnya menumbuhkan kemauan & tekad di hatinya buat mengubah kebiasan kurang baik itu. Presiden Soekarno mengeluarkan Ketentuan Presiden RI No.108 Thn 1964, tanggal 2 Mei 1964, yg menetapkan Kartini yang merupakan Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hri lahir Kartini, tanggal 21 April, buat diperingati tiap-tiap thn yang merupakan hri gede yg selanjutnya dikenal juga sebagai Hri Kartini. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini yang merupakan hri gede agak diperdebatkan. Bersama bermacam argumentasi, masing-masing pihak memberikan opini masing-masing. Warga yg tak demikian menyetujui, ada yg cuma tak merayakan Hri Kartini tetapi merayakannya sekaligus bersama Hri Ibu terhadap tanggal 22 Desember. 

Argumen mereka yaitu biar tak memilih kasih dgn pahlawan-pahlawan perempuan Indonesia yang lain. Tapi yg lebih ekstrim menyampaikan, masihlah ada pahlawan perempuan lain yg lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara & Rembang saja, Kartini pula tak sempat memanggul senjata melawan penjajah. & bermacam macam argumen yang lain. Sedangkan mereka yg pro malah mengemukakan Kartini selain satu orang tokoh emansipasi perempuan yg mengangkat derajat kaum perempuan Indonesia saja melainkan merupakan tokoh nasional artinya, dgn rencana & rencana pembaruannya tersebut ia sudah berjuang utk keperluan bangsanya. Kiat pikirnya telah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan ketika itu, namun pikiran-pikirannya tak terbatas terhadap daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini telah mencapai kedewasaan berpikir nasional maka nasionalismenya telah seperti yg dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928. 

Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam peristiwa bangsa ini kita tidak sedikit mengenal nama-nama pahlawan perempuan kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, & yang lain. Mereka berjuang di daerah, kepada saat, & secara yg tidak serupa. Ada yg berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado & yang lain. Ada yg berjuang terhadap era penjajahan Belanda, kepada era penjajahan Jepang, atau sesudah kemerdekaan. Ada yg berjuang bersama mengangkat senjata, ada yg lewat pendidikan, ada yg lewat organisasi ataupun kiat yang lain. Mereka seluruh merupakan pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yg layak kita hormati & teladani. 

Raden Ajeng Kartini sendiri ialah pahlawan yg membawa lokasi tersendiri di hati kita bersama segala angan-angan, tekad, & perbuatannya. Ide-ide besar nya sudah bisa menggerakkan & mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yg tak disadari terhadap musim dulu. Bersama keberanian & pengorbanan yg tulus, ia sanggup menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi perempuan sendiri, dgn upaya awalnya itu sekarang kaum perempuan di negara ini sudah menikmati apa yg dinamakan persamaan hak tersebut. Perjuangan memang lah belum berhenti, di zaman globalisasi ini tetap tidak sedikit dirasakan penindasan & perlakuan tak adil pada wanita. 

Referensi : 

Biografi R.A Kartini tokoh Perempuan Indonesia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Muhammad rizal

0 komentar:

Post a Comment