Monday 13 April 2015

Biografi dr Lo Siaw Ging Tokoh Dokter Teladan

Biografi dr Lo Siaw Ging Tokoh Dokter Teladan 

Biografi dr Lo Siaw Ging Tokoh Dokter Teladan
dr Lo Siaw Ging

Nyaris seluruh penduduk Solo tentu telah tahu atau mengenal nama dr Lo Siaw Ging, Dokter yg satu ini jadi buah bibir di Solo ataupun di sarana dikarenakan kedermawanannya, meski usianya yg telah lanjut, sewaktu beliau berpraktik jadi dokter, dia tak sempat meminta pendapatan dari pasien yg beliau obati, bahkan terkadang dia meringankan pasien yg tak bisa menebus obat bersama duit yg dipunyai oleh dr Lo Siaw Ging sendiri, factor ini menjungkirbalikkan aspek yg biasa orang bicarakan ialah "Orang miskin dilarang sakit" sebab anggaran berobat mahal. Dr Lo Siaw Ging sang Dokter Teladan ini mempunyai visi yg sama bersama dr lie Dharmawan yg pun salah satu dokter yg layak utk diteladani sebab mereka amat peduli bersama orang yag kurang sanggup. Tak seperti rata rata dokter dokter yg mempunyai kehidupan yg tajir atau berkecukupan luar biasa, kehidupan dr Lo Siaw Ging amat sederhana. 

Biografi dr Lo Siaw Ging 

dr Lo Siaw Ging Lahir di Magelang, 16 Agustus 1934, Lo tumbuh dalam suatu keluarga keturunan Tionghoa yg yakni pebisnis tembakau yg moderat. Ayahnya bernama Lo Ban Tjiang & ibunya bernama Liem Hwat Nio, keduanya berikan kebebasan pada anak-anaknya buat pilih apa yg dinginkan. Salah satunya yakni dikala Lo mau menyambung SMA ke Semarang, dikarenakan beliau mempunyai anggapan tak ada SMA yg kualitasnya bagus di Magelang saat itu. 

Setamat SMA, Lo Siaw Ging menyebut keinginannya buat kuliah di kedokteran. Disaat itu, ayahnya cuma berpesan jikalau mau jadi dokter jangan sampai berdagang. Sebaliknya kalau mau berdagang, jangan sampai jadi dokter. Rupanya, nasehat itu amat sangat membekas di hati Lo. Tujuan nasehat itu, menurut Lo Siaw Ging, satu orang dokter tak boleh menguber materi semata lantaran pekerjaan dokter yakni menopang orang yg membutuhkan bantuan. Seandainya cuma mau menguber keuntungan, lebih baik jadi pedagang yg berarti "Jika mau tajir janganlah jadi Dokter namun jadilah satu orang pedagang." 
”Jadi siapa serta pasien yg datang ke sini, miskin atau tajir, aku mesti melayani dgn baik. Meringankan meringankan orang itu tak boleh membeda-bedakan. Semuanya mesti dilakukan dgn ikhlas. Profesi dokter itu menunjang orang sakit, bukan jual obat,” 
Lo Siaw Ging telah jadi dokter sejak 1963, Lo Siaw Ging memulai karier dokternya di poliklinik Tsi Sheng Yuan milik Dr Oen Boen Ing (1903-1982), seseorang dokter legendaris di Solo. Kepada musim orde baru, poliklinik ini berkembang jadi RS Panti Kosala, & saat ini berganti nama jadi RS Dr Oen. Terkecuali dari ayahnya, Lo Siaw Ging mengaku tidak sedikit mempelajari dari Dr Oen. Sewaktu 15 th bekerja kepada seniornya itu, Lo Siaw Ging mengerti benar gimana harusnya jadi satu orang dokter. ”Dia tak cuma pintar mengobati, tapi pun sederhana & jiwa sosialnya luar biasa,” kata mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. 
https://www.google.co.id/search?q=Lo+Siaw+Ging&espv=2&biw=1280&bih=667&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=BN4MVeeHDdChuQTS4oLYBw&ved=0CAYQ_AUoAQ
dr Lo Siaw Ging

Dokter Lo Siaw Ging jadi special lantaran tak sempat memasang tarif. Beliau serta tidak sempat membedakan pasien tajir & miskin. Dirinya justru beram kalau ada pasien yg menanyakan ongkos memeriksa padahal dirinya tak miliki duit. Bahkan, tidak cuma membebaskan budget mengecek, tidak jarang Lo serta mempermudah pasien yg tak bisa menebus resep. Beliau bakal menuliskan resep & meminta pasien membawa obat ke apotek tidak dengan mesti membayar. Terhadap tiap-tiap akhir bln, pihak apotek yg dapat menagih harga obat pada sang dokter. 
"Saya tahu pasien mana yg dapat membayar & tak. Utk apa mereka membayar ongkos dokter & obat seandainya seterusnya tak mampu membeli beras? Kasihan jikalau anak-anaknya tak dapat makan" 
Perlakuan ini bukan cuma utk pasien yg memeriksa di lokasi prakteknya, tetapi serta utk pasien-pasien rawat inap di rumah sakit tempatnya bekerka, RS Kasih Ibu. Alhasil, Lo mesti membayar tagihan resep antara Rupiah 8 juta sampai Rupiah 10 juta tiap-tiap bln. Seandainya anggaran perawatan pasien pass akbar, contohnya, mesti menjalani operasi, Lo tak menyerah. Dia bakal turun sendiri buat mencari donatur. Bukan sembarang donatur, lantaran cuma donatur yg bersedia tak disebutkan namanya yg bakal didatangi Lo. 

Apa yg dikatakan Lo Siaw Ging mengenai mempermudah siapa serta yg membutuhkan itu bukanlah omong kosong. Disaat berlangsung kerusuhan Mei 1998 dulu contohnya, Lo konsisten buka praktek. Padahal para tetangganya meminta supaya dirinya tutup sebab situasi berbahaya, terutama bagi masyarakat keturunan Tionghoa. Tapi, Lo terus menerima pasien yg datang. Para tetangga yg khawatir hasilnya beramai-ramai menjaga rumah Lo. 

“Banyak yg perlu bantuan, termasuk juga korban kerusuhan, masak aku tolak. Apabila seluruhnya dokter tutup siapa yg bakal menunjang mereka?” kata Lo yg pun lulusan Managemen Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari Kampus Indonesia. 

Sampai kerusuhan mogok & situasi kembali aman, rumah Lo tak sempat tersentuh oleh para perusuh. Padahal rumah-rumah di sekitarnya tidak sedikit yg dijarah & dibakar. Sekarang, walaupun usianya telah nyaris 80 th, dr Lo Siaw Ging tak mengurangi waktunya buat terus melayani pasien. Tiap-tiap hri, Rumah dr Lo di Jalan Yap Tjwan Bing No 27, Jagalan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, terlihat senantiasa dipadati penduduk yg mengantre buat berobat terhadap dr. Lo Siaw Ging. Tiap-tiap hri, dr Lo mulai sejak buka praktik pukul 06.00 & pukul 16.00. Diwaktu siang, dia melayani pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu dijalan Slamet Riyadi, Solo. Sesudah istirahat dua jam, beliau kembali buka praktek di rumahnya hingga pukul 20.00. 
“Selama aku tetap kuat, aku belum dapat pensiun. Jadi dokter itu baru pensiun seandainya telah tak mampu apa-apa. Kepuasan bagi aku dapat mempermudah sesama, & itu tak mampu dibayar dgn duit,”. 

Menurut Lo Siaw Ging, istrinya mempunyai peran gede kepada apa yg beliau melakukan. Tidak Dengan wanita itu, kata Lo, dia tidak ingin dapat laksanakan semuanya. “Dia wanita luar biasa. Aku beruntung jadi suaminya,” papar Lo berkenaan wanita yg dia nikahi thn 1968 itu. 
Biografi dr Lo Siaw Ging Tokoh Dokter Teladan
dr Lo Siaw Ging Tokoh 

Puluhan th jadi dokter, & bahkan sempat jadi direktur suatu rumah sakit gede, kehidupan Lo masihlah sederhana. Dengan istrinya, dirinya tinggal di rumah lanjut usia yg relatif tak beralih sejak awal dibangun, kecuali cuma diperbarui catnya. Bukan rumah yg megah & bertingkat seperti rata rata rumah dokter. 
“Rumah ini telah pass gede buat kami berdua. Bila ada upah lebih, biarlah itu utk mereka yg membutuhkan. Kepentingan kami cuma makan. Dapat sehat hingga umur seperti saat ini ini saja, aku telah teramat bersyukur. Makin panjang umur, makin tidak sedikit peluang kita buat meringankan orang lain.” 

Alumni dari Kampus Airlangga th 1962 yg pernah mencicipi pendidikan di Manajemen Administrasi Rumah Sakit di Kampus Indonesia ini sempat menjabat sbg Direktur Mutlak Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, musim 1981-2004. Sesudah pensiun dari kursi direktur, suami dari Maria Gan May Kwee tersebut masih melayani pasien di rumah sakit yg sama & di ruang praktiknya sekaligus rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo, hingga sekarang ini. Tiap-tiap akhir bln, apotek langganan dokter Lo Siaw Ging bakal memberikan tagihan obat yg besar nya bervariasi antara beberapa ratus ribu sampai sepuluh juta per bln. Utk pasien yg sakit parah, dokter Lo pun sediakan dana pribadi utk kebutuhan rawat pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu. Di tengah anggaran obat-obatan yg mahal, layanan rumah sakit yg tidak jarang menjengkelkan, & dokter yg paling sering mengutamakan materi, keberadaan Lo Siaw Ging benar-benar seperti embun yg menyejukkan. Rasanya, waktu ini tak tidak sedikit dokter seperti Dr Lo. 

referensi: 
http://kolom-biografi.blogspot.com/
http://www.tribunnews.com/regional/2013/12/02/kisah-dr-lo-di-solo-dokter-yang-tak-pernah-minta-bayaran-ke-pasiennya

Biografi dr Lo Siaw Ging Tokoh Dokter Teladan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Muhammad rizal

0 komentar:

Post a Comment